IDENTIFIKASI ASAM SALISILAT
Asam
salisilat
|
|
Asam
2-hidroksibenzoat
|
|
Identifikasi
|
|
[69-72-7]
|
|
OC(=O)c1ccccc1O
|
|
Sifat
|
|
C7H6O3
|
|
138,12 g/mol
|
|
1,44 g/cm3
|
|
159 °C
|
|
211 °C (2666 Pa)
|
|
kloroform 0,19 M; etanol 1,84 M;
metanol 2,65 M [1]
|
|
Senyawa terkait
|
|
Senyawa terkait
|
|
Kecuali dinyatakan sebaliknya,
data di atas berlaku
pada temperatur dan tekanan standar (25°C, 100 kPa) |
Asam salisilat (asam ortohidroksibenzoat) merupakan asam yang bersifat
iritan lokal, yang dapat digunakan secara topikal. Terdapat berbagai turunan yang digunakan sebagai obat
luar, yang terbagi atas 2 kelas, ester
dari asam salisilat dan ester salisilat dari asam
organik. Di samping itu digunakan pula garam salisilat. Turunannya yang paling dikenal asalah asam asetilsalisilat.
Asam salisilat mendapatkan namanya
dari spesies dedalu (bahasa Latin: salix), yang
memiliki kandungan asam tersebut secara alamiah, dan dari situlah manusia
mengisolasinya. Penggunaan dedalu dalam pengobatan tradisional telah dilakukan
oleh bangsa
Sumeria, Asyur dan sejumlah suku Indian
seperti Cherokee. Pada
saat ini, asam salisilat banyak diaplikasikan dalam pembuatan obat aspirin.
Salisilat umumnya bekerja melalui
kandungan asamnya. Hal tersebut dikembangkan secara menetap ke dalam salisilat
baru. Selain sebagai obat, asam salisilat juga merupakan hormon tumbuhan.
Asam salisilat merupakan turunan dari senyawa aldehid. Senyawa
ini juga biasa disebut o-hidroksibensaldehid, o-formilfenol atau 2-formilfenol.
Senyawa ini stabil, mudah terbakar dan tidak cocok dengan basa kuat, pereduksi
kuat, asam kuat, dan pengoksidasi kuat.
Turunan yang terpenting dari asam
salisilat ini adalah asam asetil salisilat yang lebih dikenal sebagai asetosal
atau aspirin.Berbeda dengan asam salisilat, asam asetil salisilat memiliki efek
analgesik antipiretik dan anti inflamasi yang lebih besar jika dibandingkan
dengan asam salisilat. Penggunaan obat ini sangat luas di masyarakat dan
digolongkan ke dalam obat bebas. Selain sebagai prototip, obat ini juga
digunakan sebagai standar dalam menilai efek obat sejenis.
Salisilat termasuk dalam golongan obat anti inflamasi nonsteroid (AINS).Mekanisme kerja adalahmenghambat sintesis
Prostaglan-din dengan menghambat kerjaenzim
siklooksigenase padapusat termoregulator dihipothalamus dan perifer.Salisilat sudah digunakan lebihdari 100 tahun.
Salisilat digunakan sebagai
analgetik,antipiretik, anti inflamasi, antifungi.
Sifat-sifat fisik dari asam salisilat
1
|
Penampakan
|
Tidak berwarna menjadi kuning pada
larutan dengan bau kenari pahit
|
2
|
Titik lebur
|
1-2 0C
|
3
|
Titik didih
|
197 0C
|
4
|
Kerapatan
|
4,2
|
5
|
Tekanan uap
|
1 mmHg pada 33 0C
|
6
|
Daya ledak
|
1,146 g/cm3
|
7
|
Titik nyala
|
76 0C
|
Sifat-sifat lain yang dimiliki oleh
asam salisilat adalah sebagai berikut:
- Panas jika dihirup, di telan dan apabila terjadi kontak dengan kulit.
- Iritasi pada mata
- Iritasi pada sauran pernafasan
- Iritasi pada kulit
Asam salisilat bebas hanya memiliki
efek antipiretik dan analgetik yang rendah. Karena timbulnya ransangan pada
mukosa lambung akibat diperlukannya dosis tinggi, maka asam salisilat hanya
dipergunakan dalam bentuk garamnya. Turunannya yang terpenting adalah asam
asetil salisilat yang aktivitas analgetik, antipiretik tetapi juga
antiflogistiknya besar.
Asam salisilat dapat diperoleh
menurut cara Kolbe-Schmitt dengan hasil hampir kuantitatif melalui reaksi
natrium fenolat dan karbondioksida pada 1250C dan 4-7 bar dan kemudian
dihidrlolisis. Asam asetilsalisilat diperoleh dengan cara asetilasi asam
salisilat dengan katalisis proton.
Salisilat termasuk dalamgolongan obat anti inflamasi nonsteroid (
AINS).Mekanisme kerja adalahmenghambat
sintesis Prostaglan-din dengan menghambat
kerjaenzim siklooksigenase padapusat termoregulator dihipothalamus dan
perifer.Salisilat sudah digunakan lebihdari
100 tahun. Salisilat
digunakan
sebagai analgetik,antipiretik, anti inflamasi, antifungi.
Manfaat Asam Salisilat
Banyak manfaat dan kegunaan asam salisilat. Anda bisa menggunakan asam salisilat sebagai obat tanpa memerlukan resep dari dokter.Asam salisilat aman digunakan dan hanya memiliki sedikit efek samping yang biasanya akan hilang seiring dengan waktu.Asam salisilat juga mengandung Beta Hydroxy Acid (BHA), yang merupakan bahan populer untuk memerangi kerutan dan keriput.
Banyak manfaat dan kegunaan asam salisilat. Anda bisa menggunakan asam salisilat sebagai obat tanpa memerlukan resep dari dokter.Asam salisilat aman digunakan dan hanya memiliki sedikit efek samping yang biasanya akan hilang seiring dengan waktu.Asam salisilat juga mengandung Beta Hydroxy Acid (BHA), yang merupakan bahan populer untuk memerangi kerutan dan keriput.
Stas Otto
Untuk memisahkan berbagai senyawa digunakan ; Stas-Otto-Gang yang di
sederhanakan . tahap analisis yang ditemukan sekitar tahun 1850 ini berasal
dari Jean Servais Stas, profesur dalam ilmu kimia farmasi di Braunschweig. Cara
analisis di dasarkan atas pembagian senyawa ke dalam fase air dan fase yang tak
tercampurkan dengan air, yakni fase organik. Pemisahan sebagian besar campuran
obat yang di lakukan dengan membaginya hanya ke dalam dua pelarut tidaklah
cukup; pemisahan baru akan mantap jika di terapkan kedua dari stas-otto-gang,
yakin yang menyangkut penyangkutan ataupun penguraian garam. Prinsip ini
menyanggut kelarutan garam lebih bersifat hidrofil, sedangkan asam atau basanya
lebih lipofil. Kebasaan ataupun keasaman larutan, serta keragaman sifat lipofil
pelarut memungkinkan pemisahan lebih lanjut.
Sintesis Asam Salisilat
Sifat dan fungsi bahan:
a. Minyak Gondopuro : sebagai sumber metil salisilat
b. NaOH : Mengubah metil salisilat menjadi garam salisilat melalui safonifikasi
c. Asam sulfat : memprotonasi garam salisilat menjadi asam salisilat
Reaksi yang terjadi pada sintesis asam salisilat:
a. Minyak Gondopuro : sebagai sumber metil salisilat
b. NaOH : Mengubah metil salisilat menjadi garam salisilat melalui safonifikasi
c. Asam sulfat : memprotonasi garam salisilat menjadi asam salisilat
Reaksi yang terjadi pada sintesis asam salisilat:
Jika
menginginkan asam salisilat sebanyak 5 gram maka:
mol asam salisilat = massa / Mr = 5 / 138 = 0,036 mol
mol asam salisilat = massa / Mr = 5 / 138 = 0,036 mol
Metil
salisilat yang dibutuhkan = mol metil salisilat x Mr metil salisilat = 0,036 x
152 = 5,472 mol
Minyak
gondopuro (kadar 90%) yang dibutuhkan = (100/90) x 5,472 = 6,08 gram
Jadi volume NaOH = M x V = 5 M x 0,036 mol = 7,24 mL
Alat dan bahan
Jadi volume NaOH = M x V = 5 M x 0,036 mol = 7,24 mL
Alat dan bahan
1. Alat 2. Bahan
a) Satu set alat refluks a) Minyak gondopuro
b) Gelas ukur b) NaOH 5M
c) Satu set alat rekristalisasi c) H2SO4 5M
d) Beaker glass 250 mL
e) Buchner
f) Kertas saring
g) Penentu titik leleh
Prosedur Kerja
1.
Menulis reaksi yang terjadi
2.
Menghitung bahan yang digunakan bila diinginkan
hasil sebanyak 5 gr
3.
Memasukkan NaOH ke dalam labu 250mL yang
telah dilengkapi dengan pendingin dan menanbahkan minyak gondopuro secara
bertetes-tetes
4.
Merefluks campuran selama 30menit atau
sampai semua padatan larut lalu mendinginkan sampai temberatur kamar kemudian
menambahkan asam sulfat 5M bertetes-tetes sambil diaduk
5.
Menghentikan penambahan asam sulfat setelah
terbentuk endapan
6.
Menyaring endapan yang didapat/
terbentuk dengan penyaring Buchner kemudian mengeringkannya dibawah lampu
7.
Menimbang, menentukan titik lebur, bau,
warna, dan rendemennya.
Pembahasan
Percobaan kali ini
berjudul Sintesis Asam Salisilat yang bertujuan untuk melakukan identifikasi
sifat fisik hasil reaksi dari sintesis, menghitung rendemen reaksi serta
memiliki kecakapan mensintesis senyawa organik. Metil salisilat merupakan
senyawa ester yang merupakan penyusun utama dari minyak gondopuro yaitu 96 –
99%.
Senyawa yang terkandung
dalam minyak gondopuro yaitu metil salisilat (96-99%), paraffin, aldehid.
Keton, alcohol (C8H16O) dan ester (C14H24O2). Minyak gondopuro berwarna bening
kekuningan sampai kemerahan terutama jika terdapat kotoran utama berupa besi.
Metil salisilat
merupakan bahan dasar dalam sintesis senyawa azo, pengawet bahan makanan dan
bahan dasar pembuatan aspirin. Asam salisilat diperoleh melalui hidrolisis
metil salisilat dengan NaOH. Hidrolisis ester dengan katalis basa alkenal
disebut juga dengan penyabunan / saponifikasi dan bersifat tidak dapat balik.
Akibat dari media
reaksi yang bersifat basa, maka asam salisilat yang dihasilkan adalah dalam
bentuk garam. Asam bebas dapat diperoleh dengan melarutkan garam ke dalam asam.
Sintesis asam
salisilaat dalam percobaan ini melalui beberapa tahapan yaitu : menghitung
jumlah bahan yang digunakan jika dihasilkan 5 gram asam salisilat. Bahan –
bahan itu meliputi NaOH yang digunakan pada reaksi peyabunan terhadap metil
salisilat dan minyak gondopuro sebagai sumber metil salisilat. Dari hasil
perhitungan diperoleh bahwa jumlah NaOH yang diperlukan adalah 7.2 ml dan
minyak gondopuro sebanyak 5.48 gram.
Pada saat penambahan
minyak gondopuro ke dalam NaOH 5M langsung menggumpal menjadi endapan putih.
Reaksi ini dinamakan reaksi penyabunan. Setelah dilakukan refluks dan
pendinginan, H2SO4 ditambahkan secara bertetes – tetes sampai terbentuk endapan
kembali. Penambahan asam sulfat ini dimaksudkan untuk mengasamkan garam
salisilat menjadi asam salisilat bebas. endapan disaring dan kemudian
dikeringkan.
Pada percobaan ini
tidak ditentukan titik lelehnya sehingga tidak diketahui kemurniannya. Secara
teoritis, titik leleh asam salisilat adalah 159 derajat selsius, larut dalam
amoniak cair, mudah menyublim, berat jenis pada 200C adalah 1.443 dan pada suhu
tinggi mudah terurai menjadi fenol dan CO2.
PEMANIS
A. Macam – macam Pemanis
Berdasarkan
proses produksi dikenal suatu jenis pemanis yaitu sintetis dan natural. Pemanis
sintetis dihasilkan melalui proses kimia. Contoh dari pemanis ini antara lain
aspartam, sakarin dan siklamat. Pemanis natural dihasilkan dari proses
ekstraksi atau isolasi dari tanaman dan buah atau melalui enzimatis, adapun
contohnya adalah sukrosa, glukosa, fruktosa, sorbitol, mantitol, dan isomalt.
1. Pemanis Sintesis
a.
Aspartam
Aspartam
ditemukan pada tahun 1965 secara kebetulan. Aspartam adalah senyawa metil ester
dipeptida yaitu L-fenilalanin-metil ester yang mempunyai daya kemanisan kurang
lebih dua ratus kali kemanisan sakarosa.
Aspartam
merupakan pemanis sintesis non-karbohidrat, aspartyl-phenylalanine-1-methyl
ester, atau merupakan bentuk metil ester dari dipeptida dua asam amino yaitu
asam amino asam aspartat dan asam amino essensial fenilalanin.
Aspartam
dijual dengan nama dagang komersial seperti Equal Nutrasweet dan Canderel dan
telah digunakan di hampir 6.000 produk makanan dan minuman di seluruh dunia.
Terutama digunakan di minuman soda dan permen Belakangan aspartam mendapat
penyelidikan lebih lanjut mengenai kemungkinan aspartam menyebabkan banyak efek
negatif. Dan akhirnya, pangsa pasarnya mulai berkurang direbut oleh pemanis
lain yaitu sukralosa
.
b.
Sakarin
Sakarin
berupa Ca- atau Na-sakarin merupakan pemanis buatan yang paling lama dikenal.
Sakarin merupakan senyawa benzosulfimida atau o-sulfobenzimida dengan rumus molekul
C7H5NO3S.Sakarin merupakan pemanis rendah kalori yang sudah di kenal sejak
lama. Sakarin tidak mengandung kalori.
c.
Siklamat
Siklamat
diperkenalkan ke dalam makanan dan minuman pada awal tahun 1950-an. Daya
kemanisannya adalah 80 kali kemanisan sukrosa. Siklamat biasa dipakai dalam
bentuk garam natrium dan asam siklamat.
d.
Sukade
Sukade
adalah manisan kulit jeruk sitrus, Citrus medica. Setelah dipetik dan dimasak
dengan gula, sukade dikeringkan dan dipotong-potong kecil. Sukade biasanya
berwarna kuning atau hijau tembus pandang, rasanya mirip jeruk tapi lebih
pahit. Sukade digunakan dalam berbagai kue dan pastry, oliebollen, dan roti
kismis (krentenbrood)
2. Pemanis Natural
1)
Sukrosa
Sukrosa
atau sakarosa dinamakan juga gula tebu atau gula bit. Secara komersial gula
pasir yang 99% terdiri atas sukrosa dibuat dari kedua macam bahan makanan
tersebut melalui proses penyulingan dan kristalisasi. Gula merah yang banayk
digunakan di Indonesia dibuat dari tebu, kelapa atau enau melalui proses
penyulingan tidak sempurna. Sukrosa juga terdapat di dalam buah, sayuran, dan
madu.
2)
Glukosa
Glukosa,
dinamakan juga dekstrosa atau gula anggur, terdapat luas di alam dalam jumlah
sedikit, yaitu di dalam sayur, buah, sirup jagung, sari pohon, dan bersamaan
dengan fruktosa dalam madu. Glukosa memegang peranan sangat penting dalam ilmu
gizi. Glukosa merupakan hasil akhir pencernaan pati, sukrosa, maltosa, dan
laktosa pada hewan dan manusia. Dalam proses metabolisme, glukosa merupakan
bentuk karbohidrat yang beredar di dalam tubuh dan di dalam sel merupakan
sumber energi.
3)
Fruktosa
Fruktosa,
dinamakan juga levulosa atau gula buah, adalah gula paling manis. Fruktosa
mempunyai rumus kimia yang sama dengan glukosa, C6H12O6, namun strukturnya
berbeda. Susunan atom dalam fruktosda merangsang jonjot kecapan pada lidah
sehingga menimbulkan rasa manis
4)
Galaktosa
Galaktosa,
tidak terdapat bebas di alam seperti halnya glukosa dan fruktosa, akan tetapi
terdapat dalam tubuh sebagai hasil pencernaan laktosa.
5)
Manosa
Manosa
jarang terdapat di dalam makanan. Di gurun pasir, seperti di Israel terdapat di
dalam manna yang mereka olah untuk membuat roti.
6)
Pentosa
Pentosa,
merupakan bagian sel-sel semua bahan makanan alami. Jumlahnya sangat kecil,
sehingga tidak penting sebagai sumber energi. Ribosa merupakan salah satu unsur
dari pentosa.
7)
Maltosa
Maltosa
(gula malt) tidak terdapat bebas di alam. Maltosa terbentuk pada setiap
pemecahan pati, seperti yang terjadi pada tumbuh-tumbuhan bila benih atau
bijian berkecambah dan di dalam usus manusia pada pencernaan pati.Strukturnya
yaitu :
CH2OH CH2OH
8)
Laktosa
Laktosa
(gula susu) hanya terdapat dalam susu dan terdiri atas satu unit glukosa dan
satu unit galaktosa. Kekurangan laktase ini menyebabkan ketidaktahanan terhadap
laktosa. Laktosa yang tidak dicerna tidak dapat diserap dan tetap tinggal dalam
saluran pencernaan. Hal ini mempengaruhi jenis mikroorgnaisme yang tumbuh, yang
menyebabkan gejala kembung, kejang perut, dan diare. Ketidaktahanan terhadap
laktosa lebih banyak terjadi pada orang tua. Mlaktosa adalah gula yang rasanya
paling tidak manis (seperenam manis glukosa) dan lebih sukar larut daripada
disakarida lain.
9)
Sorbitol
Sorbitol,
terdapat di dalam beberapa jenis buah dan secara komersial dibuat dari glukosa.
Enzim aldosa reduktase dapat mengubah gugus aldehida (CHO) dalam glukosa menjadi
alkohol (CH2OH). Sorbitol banyak digunakan dalam minuman dan makanan khusus
pasien diabetes, seperti minuman ringan, selai dan kue-kue. Tingkat kemanisan
sorbitol hanya 60% bila dibandingkan dengan sukrosa, diabsorpsi lebih lambat
dan diubah di dalam hati menjadi glukosa. Pengaruhnya terhadap kadar gula darah
lebih kecil daripada sukrosa. Konsumsi lebih dari lima puluh gram sehari dapat
menyebabkan diare pada pasien diabetes.
10) Manitol
Manitol
adalah alkohol yang dibuat dari monosakarida manosa dan galaktosa. Manitol
terdapat di dalam nanas, asparagus, ubi jalar, dan wortel. Secara komersialo
manitol diekstraksi dari sejenis rumput laut. Kedua jenis alkohol ini banyak
digunakan dalam industri pangan.
11) Trehalosa
Trehalosa
seperti juga maltosa, terdiri atas dua mol glukosa dan dikenal sebagai gila
jamur. Sebanyak 15% bagian kering jamur terdiri atas trehalosa. Trehalosa juga
terdapat dalam serangga.
12) Inositol
Inositol
merupakan alkohol siklis yang menyerupai glukosa. Inositol terdfapat dalam
banyak bahan makanan, terutama dalam sekam serealia.
13) Sukralosa
Sukralosa
dihasilkan dari proses klorinasi sukrosa. Pemanis ini mempunyai tingkat relatif
kemanisan yang sangat tinggi terhadap sukrosa yaitu 550-750 kalinya. Keuntungan
lain pemanis ini adalah sifatnya yang tidak menyebabkan karies dan tidak
merusak gigi, sehingga cocok untuk digunakan dalam industri kembang gula
Sukralosa juga bersifat
non-nutritif, dicirikan dari rendahnya kalori yang dihasilkan yaitu sekitar 2 kalori
per satu sendok teh, sehingga dapat digunakan untuk penderita diabetes dan
program penurunan berat badan.
14) Palatinit
Pemanis
ini merupakan campuran dari 6-O-(x-D-glukopiranosil) -D-manitol dan
6-O-x-D-glukopiranosil)-D-sorbitol dan diproduksi melalui tiga tahap yaitu
hidrogenasi palatinosa, pemurnian, dan rekristalisasi. Pemanis ini sangat cocok
di konsumsi untuk penderita diabetes militus.
15) Leukrosa
Pemanis
leukrosa merupakan hasil sintetis dari campuran sukrosa dan fruktosa sebanyak 2
persen serta menggunakan enzim dextranase dari Leuconostoc mesenteroides dan
dikembangkan oleh Pfeifer dan Langen (Jerman).
Masih
banyak sebenarnya pilihan bahan pemanis alternatif yang aman dan bergizi yang
dapat digunakan produsen untuk substitusi bahan pemanis sintetis di industri
makanan dan minuman. Tetapi bagaimanapun penggunaan ini harus didasari oleh
niat baik produsen untuk menghasilkan produknya yang bergizi serta sehat dan
tidak hanya menitikberatkan pada besarnya keuntungan semata.
Keberhasilan
ini tentunya harus ditunjang peran aktif pihak pengawas, yaitu Badan POM dan
Depkes di dalam implementasi fungsi pengawasan peredaran makanan dan minuman
yang sehat, terutama dalam merekomendasikan jenis pemanis yang aman.
16) Palatinosa
Palatinosa
merupakan turunan sukrosa sebagai hasil proses enzimatis. Enzim yang digunakan
adalah x-glukosil transferase dari Protanimobacler rubrum. Palatinosa mempunyai
kemanisan lebih rendah yaitu 0,42 kalinya sukrosa, tetapi mempunyai keuntungan
dengan sifat yang tidak merusak gigi dan kandungan kalori 4 kkal/gram.
17) Xylitol
Salah
satu pemanis alternatif pengganti sukrosa yang potensial adalah xylitol.
Xylitol ditemukan di Jerman oleh seorang kimiawan bernama Emil Fischer dan
Sachen serta di Perancis oleh Betrand. Tetapi Xylitol baru dinyatakan aman
untuk penggunaan pemanis produk pangan pada tahun 1983.
Xylitol
adalah gula alkohol jenis pentitol dengan rumus umum C5H12O3.Sifat-sifat kimia
dan fisika lain dari xylitol antara lain berbentuk serbuk, berwarna putih, dan
tidak berbau. Tingkat kemanisan 1,2-0,8 kali dari sukrosa bergantung pada pH
larutan, tetapi lebih manis dari sorbitol dan manitol. Kelarutan dalam air pada
20 derajat Celsius adalah 64,2 g/100 ml. Sedikit larut dalam alkohol, pH
larutan antara 5-7, dan nilai kalori rendah
Dalam
jumlah kecil (BPJ -bagian persejuta), xylitol secara alami banyak ditemukan
pada buah-buahan dan sayuran seperti strawberry, wortel, bayam, selada dan
bunga kol. Sedangkan untuk produksi skala besar, dilakukan dengan proses
kimiawi dan bioteknologi. Proses kimia dilakukan dengan hidrogenasi xylose
menggunakan larutan asam. Sedangkan proses bioteknologi dilakukan menggunakan
proses enzimatik dengan bantuan mikroba jenis yeast seperti candida dan
saccharomyces.
Xylitol
mempunyai sifat yang menguntungkan yaitu rasa yang menarik, aman bagi kesehatan
gigi karena sifatnya yang tidak merusak gigi (non cariogenik). Juga membantu
menurunkan pembentukan carries dan plaque pada gigi sehingga banyak digunakan
untuk campuran pasta gigi Untuk mengatur metabolismenya tidak memerlukan
insulin, sehingga menguntungkan bagi penderita diabetes, mempunyai efek sensasi
dingin yang menyenangkan, tahan panas dan tidak mengalami karamelisa
B. Dampak Penggunaan Pemanis
1. Dampak Positif
Ø
Pemanis dapat di gunakan dalam
berbagai produk makanan dan minuman.
Ø
Pemanis dapat meningkatkan cita rasa
dan aroma, memperbaiki sifat – sifat fisik, sebagai pengawet, memperbaiki sifat
– sifat kimia.
Ø
Merupakan salah satu sumber kalori
bagi tubuh.
Ø
Pemanis buatan dapat membantu dalam
manajemen mengatasi kelebihan berat badan, control glikosa darah dan kesehatan
gigi.
2. Dampak Negatif
Dampak negatif penggunaan pemanis
sintetis
Ø
Pemanis sintetis dipasarkan sebagai
satu produk diet, tapi ini sama sekali bukanlah produk untuk diet.
Kenyataannya, ini dapat menyebabkan berat tubuh bertambah karena dapat membuat
kecanduan karbohidrat.Membuat berat tubuh Anda bertambah hanyalah sebuah hal
kecil yang dapat dilakukan oleh pemanis sintetis
Ø
Pemanis sintetis adalah bahan kimia
beracun yang dapat merubah kimiawi pada otak dan sungguh mematikan bagi orang
yang menderita parkinson.
Ø
Bagi penderita diabetes,
hati-hatilah bila mengkonsumsi untuk jangka waktu lama atas produk yang
mengandung pemanis dengan kadar gula tinggi karena dapat menyebabkan koma,
bahkan meninggal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar